Jumat, 14 Oktober 2011
Laut Rembang Gudang Benda Purbakala
Masyarakat Sejarawan Indonesia mengemukakan bahwa dasar laut Perairan Rembang menyimpan banyak benda purbakala sehingga diperlukan upaya konservasi untuk menyelamatkan benda-benda bersejarah itu.
Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia Kabupaten Rembang Edi Winarno di Rembang, Minggu, mengatakan, sejumlah benda purbakala yang tersimpan di dasar laut perairan wilayah itu antara lain beberapa kapal kuno yang diduga karam pada abad ke-15 hingga sekitar tahun 1700.
"Berdasarkan temuan sebanyak empat jangkar kuno berukuran raksasa di dasar laut Perairan Rembang dalam beberapa tahun terakhir, maka diduga kuat ada sebanyak empat kapal kuno yang karam dan bangkainya dimungkinkan masih berada di perairan wilayah ini. Kapal kuno yang karam itu pun diduga banyak mengangkut benda-benda bersejarah," kata dia.
Ia menyebutkan, sampai dengan 2011, sudah ada sebanyak empat jangkar kuno berukuran raksasa yang berhasil ditemukan.
Dua di antara empat jangkar tersebut saat ini masih berada di kawasan Desa Gegunung Wetan Kecamatan Kota Rembang, sedangkan dua lainnya masing-masing di kawasan Tempat Rekreasi Pantai Kartini Rembang dan di Desa Soditan Kecamatan Lasem.
"Laut Rembang, terutama yang membentang dari Lasem hingga Kaliori, memang merupakan kawasan perairan yang pernah menjadi salah satu andalan kemaritiman Kerajaan Majapahit," katanya.
Menurut dia, wilayah Lasem (salah satu kecamatan di Kabupaten Rembang) bahkan sudah dikenal sebagai kota pelabuhan sejak abad ke-7 hingga sekitar 1351, atau saat Kerajaan Majapahit masih berjaya.
"Pada masa itu Lasem menjadi kota pelabuhan yang ramai serta menjadi jantung maritim Majapahit. Pelabuhan terletak di daerah Kiringan, Regol, dan Bonang Binangun," katanya.
Ia juga mengatakan, berdasarkan catatan sejarah yang berhasil dikumpulkannya, Perairan Rembang juga menjadi salah satu tumpuan maritim saat pendudukan Belanda dan Jepang.
"Berdasarkan Arsip Nasional, pada 1731, sebuah kapal dagang besar milik Belanda bernama Suzanna dilaporkan tenggelam di laut wilayah Sluke hingga Rembang. Sebuah kapal militer Jepang lengkap dengan selongsong senjata juga dilaporkan tenggelam di Perairan Laut Masaran Rembang," kata dia.
Menurut dia, saat pendudukan Belanda, Rembang pernah dijadikan sebagai salah pusat maritim dengan membangun Pelabuhan Karanggeneng.
"Pelabuhan Karanggeneng dijadikan Belanda sebagai pangkalan pusat pengiriman kayu Rembang ke Eropa dan Amerika," kata dia.
Pada masa pendudukan Jepang, kata dia, sebuah galangan kapal di kawasan Dasun, Kecamatan Lasem juga dibangun sebagai dukungan maritim mereka.
"Hanya, dari kandungan benda purbakala yang tersimpan itu, baru beberapa yang mampu dikuak. Pemerintah belum cukup serius mengungkap kandungan sejarah dasar laut, khususnya di Perairan Rembang," kata dia.
MSI mendorong pihak terkait untuk segera melakukan langkah konservasi, menyelamatkan benda-benda sejarah di dasar laut dari pencurian, kata dia.(Antara)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar